Burhan ash-Shiddiqin

Burhan ash-Shiddiqin diajukan oleh Ibnu Sina. Gambar: Ibnu Sina dalam sebuah mata uang Tajikistan tahun 1999.
Portret (1271)
Bagian dari seri artikel mengenai
Ibnu Sīnā
Karya
    • Kitab Penyembuhan
    • Qanun Kedokteran
Pemikiran
  • Ibnusinaisme
  • Dalil adanya Tuhan
  • Manusia melayang
  • Kritik Al-Ghazali terhadap Ibnu Sina
Murid
  • Abu 'Ubayd al-Juzjani
  • Bahmanyār
  • Ibnu Abi Sadiq
  • Ali bin Yusuf al-Ilaqi
Monumen
  • Mausoleum Ibnu Sina
  • Ibnu Sina (kawah)
  • Universitas Bu-Ali Sina
  • Rumah Sakit Ibnu Sina (Iran)
  • The Physician
  • The Physician (film 2013)
  • Yayasan Kebudayaan dan Keilmuan Ibnu Sina
  • Paviliun Para Ilmuwan
  • l
  • b
  • s

Burhan ash-Shiddiqin (Arab: برهان الصديقين, translit. burhan ash-shiddiqin,[1], kira-kira artinya "Bukti untuk Golongan yang Menerima Kebenaran") adalah sebuah argumen formal yang diajukan filsuf Muslim Ibnu Sina untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Dalam argumen ini, Ibnu Sina berusaha menunjukkan melalui serangkaian argumen logika bahwa ada suatu entitas yang wajib ada (واجب الوجود, wajib al-wujud), tak mungkin tidak ada, dan Ialah Tuhan atau Allah.[2]

Ibnu Sina memulai argumen ini dengan menyatakan bahwa entitas-entitas di dunia menjadi ada yang bersifat wajib (wajib atau pasti ada dengan sendirinya), dan ada yang mumkin (mungkin, tidak pasti ada dan membutuhkan sebab eksternal agar ia ada). Banyak hal di dunia ini bersifat mumkin atau mungkin, dan tidak pasti ada dengan sendirinya. Kalau kita mengumpulkan seluruh entitas mumkin di alam semesta dalam suatu himpunan, himpunan itu pun juga bersifat mumkin. Sebagai sesuatu yang mumkin, himpunan ini membutuhkan sebab eksternal agar ia ada. Entitas eksternal ini tidak mungkin bersifat mumkin, semua yang mumkin adalah bagian dari himpunan dan bukanlah suatu sebab eksternal. Dengan demikian, menurut kesimpulan Ibnu Sina, entitas eksternal ini pastilah bersifat wajib. Ibnu Sina menyebut entitas ini sebagai wajib al-wujud (Yang Wajib Ada), dan mengidentifikasikannya dengan Tuhan. Selanjutnya, ia memberikan beberapa argumen untuk menunjukkan bahwa sifat-sifat Yang Wajib Ada adalah sama dengan sifat-sifat Allah dalam ajaran Islam, termasuk sifat wahid (Maha Esa), Maha Mengetahui, Maha Berkuasa, dan Maha Baik.[3]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Adamson 2016, hlm. 126.
  2. ^ Adamson 2013, hlm. 170.
  3. ^ Adamson 2013, hlm. 171.

Daftar pustaka

  • Adamson, Peter (2013-07-04). "From the necessary existent to God". Dalam Adamson, Peter. Interpreting Avicenna: Critical Essays. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-19073-2. 
  • Adamson, Peter (2016). Philosophy in the Islamic World: A History of Philosophy Without Any Gaps. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-957749-1. 
  • Inati, Shams C. (2014). Ibn Sina's Remarks and Admonitions: Physics and Metaphysics: An Analysis and Annotated Translation. Columbia University Press. ISBN 978-0-231-53742-1. 
  • McGinnis, Jon (2011). "Avicenna on why God is absolutely necessary". Dalam Wippel, John F. The Ultimate Why Question: Why is There Anything at All Rather Than Nothing Whatsoever?. Washington, D.C.: Catholic University of America Press. hlm. 65–83. ISBN 978-0-8132-1863-2.  Preliminary proof is available at McGinnis' website. [1]
  • Mayer, Toby (2001). "Ibn Sina's 'Burhan Al-Siddiqin'". Journal of Islamic Studies. Oxford University Press. 12 (1): 18–39. doi:10.1093/jis/12.1.18. 
  • (Inggris) Entri Mulla Sadra di Stanford Encyclopedia of Philosophy


Ikon rintisan

Artikel bertopik Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s